Cerita dibalik Patung Salmin dan Bunker di Gedung Makodim Pandeglang


Bagi anda yang pernah berkunjung ke Kota Pandeglang dan melintas didepan Markas Kodim 0601 Pandeglang, tentu pernah melihat sebuah patung dengan gagahnya mengacungkan sebuah golok, senjata khas dan kebanggaan orang Banten. Patung yang diletakan tepat di pintu gerbang Makodim ini, dicat dengan warna kuning keemasan. Sebuah sarung diselendangkan di bahu kanan dan sebuah senapan disandang dibahu kiri disertai dengan lilitan magazine  terlilit dipinggangnya. semakin menambah kegagahan penampilan patung ini. Siapakah tokoh yang menjadi patung ini..?? Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 11 Komentar

Keberadaan Warga Tionghoa di Indonesia


PANDEGLANG, Pada posting sebelumnya saya pernah memuat tentang Akulturasi Budaya Tionghoa Dengan Budaya Pribumi, Menelusuri Sejarah Keberadaan Warga Keturunan China/Tionghoa di Pandeglang serta Pengaruh Pertukangan Cina pada Bangunan Mesjid Kuno di Jawa. Dan untuk melengkapi sejarah tentang keberadaan warga keturunan ini, catatan yang dibuat oleh Buche Sihabudin menarik untuk kita cermati. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 1 Komentar

Pengaruh Pertukangan Cina pada Bangunan Mesjid Kuno di Jawa


Bentuk awal mesjid kuno di Jawa (abad 15-16), sangat menarik. Banyak teori yang mengatakan bahwa bentuk dari mesjid kuno Jawa ini berasal kebudayaan Hindu-Jawa maupun dari penduduk Jawa sendiri . Tapi jarang sekali tulisan yang membahas tentang peran pertukangan Cina yang sangat besar dalam pembangunan mesjid-mesjid kuno Jawa (terutama yang terletak di pantai Utara Jawa). Berikut ini adalah Tulisan yang dibuat oleh Handinoto dan Samuel Hartono Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Arsitektur, Universitas Petra, Surabaya. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 4 Komentar

Berkunjung ketempat pembuatan Bedug


Berkunjung ketempat pembuatan Bedug di Parung Sentul Pandeglang.

Kata “bedug” sudah tidak asing lagi bagi telinga bangsa Indonesia. Bedug  terdapat di hampir setiap masjid, sebagai alat atau media informasi datangnya  waktu shalat wajib 5 waktu. Demikian juga dengan seni bedug semacam ngabedug atau ngadulag sudah akrab di telinga  bangsa kita, khususnya lagi  bagi telinga kaum muslimin. Rampak bedug hanya terdapat di daerah Banten sebagai ciri khas seni-budaya Banten. Kata “Rampak” mengandung arti “Serempak”. Jadi “Rampak Bedug” adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa “banyak” bedug dan ditabuh secara “serempak” sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar. Baca lebih lanjut

4 Komentar

Akulturasi Budaya Tionghoa dengan Budaya Pribumi


AKULTURASI BUDAYA TIONGHOA DENGAN BUDAYA PRIBUMI

Dikutip dari berbagai sumber

Pada catatan sebelumnya, saya mencoba menelusuri sejarah keberadaan masyarakat keturunan Tionghoa atau China di Kota Pandeglang, dari situ kemudian terbesit suatu pertanyaan bagaimana pengaruh kebudayaan mereka terhadap kebudayaan pribumi. Dengan kedatangan dan keberadaan mereka, tentunya hal ini memberikan warna tersendiri pada kebudayaan Pribumi. Islam yang dikenal sebagai agama global, universal dan tidak pernah mengenal etnis atau perbedaan apapun. Hubungan baik antara etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi yang mayoritas beragama Islam pun sudah lama terjalin.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 2 Komentar

Menelusuri Sejarah Keberadaan Warga Keturunan China/Tionghoa di Pandeglang


Menelusuri Sejarah Keberadaan Warga Keturunan China/Tionghoa di Pandeglang;

PANDEGLANG, Perjalanan kali ini saya putuskan untuk mengunjungi sebuah tempat Pemakaman Umum Masyarakat Keturunan  Tionghoa (China) yang terdapat di Pusat Kota Pandeglang. Makam yang terletak di Kampung Kabayan Citiis Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang ini berada dilokasi tanah wakaf keturunan Tionghoa seluas kurang lebih 2 Hektar. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 4 Komentar

Sejarah Mata Uang di Banten


Masih berkaitan dengan uang kuno Banten, kali ini kita akan bahas mengenai Sejarah Mata Uang di Banten. Orang Banten, khususnya Serang menyebut Uang dengan kata Picis, sering kita mendengar mereka bilang “weh lagi ore due picis kien”atau “utang picis kuh..” dan sebagainya,  bukan tanpa sebab, berikut asal mula kata Picis berasal. Dibawah ini adalah catatan yang ditulis oleh Roy dan saya kutip dari Blog serang-banten.blogspot.com.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 2 Komentar

Cerita seputar Penemuan Uang Kuno di Sungai Thames Inggris


Sebagaimana catatan sebelumnya (click disini), bahwa pada tanggal 11 Desember 2003 kantor berita Reuters, Inggris, memberitakan tentang penemuan koin-koin misterius asal Banten. “Satu ikat koin-koin yang berasal dari Jawa,Indonesia, telah ditemukan tertanam dalam lumpur di pinggiran Sungai Thames, London.” Terbetik suatu pertanyaan, kapan dan siapa yang membawa koin-koin tersebut sehingga bisa sampai ke Tanah Inggris, saya mulai mencari tahu penyebabnya. Dari hasil blog walking yang saya lakukan, akhirnya saya menemukan sebuah catatan yang ditulis oleh Puji Harsono (Pemerhati sejarah Indonesia) yang dimuat di multiply. Dan berikut ini adalah catatan yang saya dapat. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 3 Komentar

Penemuan Uang Kuno Banten di Inggris


Source post numisku.wordpress.com (Djulianto Susantio)

Penemuan serenceng uang kuno asal Indonesia di tepi Sungai Thames (Inggris) akhir 2003 lalu sebagaimana berita di SH, memang masih merupakan misteri, tapi menarik untuk disimak. Uang kuno tersebut berbahan tembaga dan berlubang segi enam di tengahnya. Pada setiap keping terdapat tulisan Arab yang berbunyi ”Pangeran Ratu ing Bantan”. ”Bantan” adalah sebutan untuk Provinsi Banten sekarang.  Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 2 Komentar

Sebuah Legenda yang hampir terlupakan


Posting kali ini, saya putuskan untuk langsung survey ke lapangan, perjalanan diawali dengan mengunjungi seorang kawan di Kp. Pakuhaji Desa Pagerbatu Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Dari obrolan-obrolan kecil disini, kemudian kami mulai membahas sebuah legenda yang cukup unik dan sangat dipercaya oleh masyarakat disini.  Sebuah cerita yang menggambarkan perebutan kekasih yang diperebutkan oleh dua orang bersaudara. Menurut penuturan Yusep, dilokasi tersebut masih bisa dijumpai peninggalan dan petilasan yang dipercaya masyarakat disini, sebagai bukti terjadinya cerita ini. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 2 Komentar

Melacak Naskah-naskah Kuno Banten


Keberadaan Naskah kuno sebagai salah satu warisan kebudayaan, secara nyata memberikan bukti catatan tentang kebudayaan kita masa lalu. Naskah-naskah tersebut menjadi semacam potret jaman yang menjelaskan berbagai hal tentang masa itu. Dengan demikian nilainya sangat penting dan strategis,  diperlukan langkah-langkah konkret dalam upaya penyelamatan dan pelestarian naskah-naskah tersebut. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | Meninggalkan komentar

Sisa-sisa Bangunan Sejarah Banten Lama



Adalah suatu kepastian yang sudah tidak dapat disangkal lagi bahwa kehidupan manusia merupakan suatu proses sosial budaya yang setiap saat mengalami perubahan dan pergerakan. Hal tersebut tentu akan menyebabkan adaya unsur catatan hidup manusia itu sendiri, baik di masa lampau yaitu priode kurun ke kurun sejarah ataupun kejadian di masa sekarang yang mungkin suatu saat akan mengalami perobahan atas dasar keinginan manusia sesuai dengan kondisi dan perkembangan jaman.

Karena itu tugas kita sekarang adalah antara lain menyelamatkan dan memelihara hasil budaya manusia terdahulu. Sisa-sisa peninggalan orang-orang terdahulu itu penting dipelihara sebagai pelajaran hidup bagi generasi berikutnya. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 1 Komentar

Tata Letak dan Perkembangan Kota Kesultanan Banten


TATA LETAK DAN PERKEMBANGAN KOTA KESULTANAN BANTEN

Sebagaimana layaknya sebuah kota Islam, Banten Lama juga memiliki beberapa ciri yang secara umum ditemukan pada kota-kota Islam yang sejaman di beberapa bagian dunia. Pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan yang terpenting (sebagaimana masyarakat muslim di Indonesia, Afrika, dan negara-negara Arab) kota Islam memiliki ciri dengan adanya istana, pasar-pasar dan masjid-masjid. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 4 Komentar

Penghancuran Surosowan oleh Deandels


PENGHANCURAN SUROSOWAN OLEH DAENDELS

Pada akhir abad ke-18, walau pun kompeni dapat menguasai hampir seluruh kepulauan nusantara, namun kompeni pun mengalami kemunduran dalam perdagangannya. Hal ini disebabkan karena situasi moneter dunia dan masalah di dalam tubuh VOC sendiri yang kurang sehat, mengakibatkan hutang kompeni (VOC) bertumpuk. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 1 Komentar

Sultan-sultan Banten setelah Sultan Haji


SULTAN-SULTAN BANTEN SETELAH SULTAN HAJI

Setelah Sultan Haji meninggal, terjadilah perebutan kekuasaan di antara anak-anaknya. Barulah setelah Van Imhoff turun tangan, masalah ini dapat diselesaikan dengan mengangkat anak pertama, Pangeran Ratu, menjadi sultan Banten, yang kemudian bergelar Sultan Abu’l Fadhl Muhammad Yahya (1687 – 1690). Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 5 Komentar

Perjuangan Gerilya Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf


Perjuangan Gerilya Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf

Ketika Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap atas tipu daya Belanda dan kerja sama Sultan Haji, serta gugurnya Pangeran Kulon, semangat perjuangan menentang dominasi Belanda tidaklah berkurang. Hal mana menjadikan motivasi pejuang yang pro Sultan Ageng Tirtayasa semakin meningkat karena kekuasaan Banten di bawah Sultan Haji telah ada dalam pengaruh politik Belanda. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | Meninggalkan komentar

Tahap Akhir Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa


Tahap Akhir Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa

Hubungan Sultan Haji dengan kompeni Belanda sudah sedemikian dekatnya sehingga dalam pasukan pertahanan Surosowan pun ditempatkan satu barisan pasukan kompeni sebagai pasukan tambahan, yang pada hakekatnya mereka adalah mata-mata yang ditanam kompeni di Banten. Memang inilah yang dituju kompeni, Sultan Haji sudah terbiasa dengan segala yang berbau Belanda. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | 6 Komentar

Politik Adu Domba Belanda


Politik Adu-domba Belanda

Seperti kebiasaan yang dilakukan sultan-sultan sebelumnya, Sultan ‘Abulfath Abdul Fattah mengangkat putra pertamanya menjadi putra mahkota. Jabatan ini biasanya dikaitkan sebagai Mangkubumi pembantu atau Mangkubumi kedua dalam struktur pemerintahan. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | Meninggalkan komentar

Belanda lakukan Perjanjian dengan Banten


Belanda lakukan Perjanjian dengan Banten

Karena keadaan terdesak inilah kompeni berusaha mengadakan perdamaian dengan Sultan ‘Abulfath di Surasowan, dan sudah tentu Sultan menolak usul perdamaian tersebut. Untuk melunakkan hati Sultan, kompeni minta tolong kepada Sultan Jambi untuk tercapainya perjanjian persahabatan itu. Sultan Jambi mengirimkan utusannya Kiyai Damang Dirade Wangsa dan Kiyai Ingali Marta Sidana ke Surosowan. Akhirnya pada tanggal 10 Juli 1659, ditandatangani perjanjian damai antara Sultan ‘Abulfath Abdulfattah dengan Gubernur Jendral Joan Matsuiyker. Dengan ditandatanganinya perjanjian gencatan senjata ini, maka berakhirlah untuk sementara perang besar antara Banten dan kompeni Belanda. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | Meninggalkan komentar

Jalannya Pertempuran


PERTEMPURAN DILAUT

Dalam pada itu, pertempuran di laut pun telah terjadi dengan hebat. Diceritakan, Ratu Bagus Wangsakusuma ketika sedang melakukan patroli di perairan dekat Pontang, dilihatnya sebuah kapal besar milik kompeni di Selat Pulo Pemujan yang sedang menurunkan sebuah slup penuh berisi senjata menuju ke pantai. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di 01 Sejarah | Meninggalkan komentar