Mari kita kenali Kekayaan Sejarah di Pandeglang


Humas – Pandeglang (11/03)

“Mengenal lebih dekat Kekayaan Tempat Sejarah di  PANDEGLANG”

Cikadueun

Bagi yang belum mengenal tentang  beraneka ragamnya kekayaan tempat bersejarah di Pandeglang berikut ini kami tampilkan beberapa profil tempat bersejarah Bagian III di Pandeglang :

1. Wisata Ziarah di Cikadueun.

Click untuk memperbesar

click untuk memperbesar

2. Prasasti Muruy

Click untuk memperbesar

3. Prasasti Munjul

Click untuk memperbesar.

4. Situs Gunung Cupu

Click untuk memperbesar

Di persimpangan Kaduhejo, tepatnya di Mengger (daerah yang agak miring, antara bukit dan lembah) terdapat dua jurusan yang berlainan arah menuju ke Kecamatan Cimanuk (Ci = air = sungai, manuk = burung) salah satu peninggalan masa silam yang dapat ditemukan di sini terdapat di salah satu bukit yang oleh masyarakat setempat disebut Gunung Cupu.

Halwany Michrob dalam Lebak Sibedug dan Arca Domas (1993), menduga Gunung Cupu sebagai punden berundak seperti halnya punden berundak di Lebak Sibedug yang terkenal di Kabupaten Lebak. Ketika dilaksanakan survey pada tahun 2007, “makam” yang terdapat pada bagian atas sudah diberi pagar oleh pengunjung.

5. Situs Batu Go’ong

Click untuk memperbesar

Formasi Batu Goong yang mengelilingi menhir ini lazim disebut formasi “temu gelang”.

5. Situs Batu Lingga

click untuk memperbesar

6. Situs Batu Bergores Cidaresi

click untuk memperbesar

7. Situs Sanghyang Dengdek

click untuk memperbesar

Arca semacam ini dikategorikan ke dalam tipe arca megalitik yang belum menggambarkan sebuah karya seni yang tinggi. Arca megalitik ini diduga berkaitan dengan pemujaan nenek moyang, dengan anggapan bahwa arca tersebut merupakan personifikasi dari orang yang telah meninggal dan sekaligus sebagai sarana pemujaan arwah.

8. Situs Sanghyang Heuleut

click untuk memperbesar

9. Situs Batu Sorban

click untuk memperbesar

10. Situs Batu Ranjang

click untuk memperbesar

Dolmen Batu Ranjang ini amat menarik karena terbuat dari batu andesit yang telah dikerjakan secara halus dan permukaannya rata. Dolmen ini berukuran ± 110 cm x 250 cm, disangga oleh empat buah batu setinggi 35 cm dengan pahatan pelipit melingkar. Di bawahnya terdapat pondasi yang terbuat dari batu kali untuk menahan agar batu penyangga tidak terbenam ke dalam tanah.

11. Situs Batu Trongtrong

Click untuk memperbesar

Batu Trong Tong atau masyarakat menyebutnya sebagai batu kentongan, sekilas nampak seperti bentuk sebuah “kentongan”. Fungsi sebenarnya dari batu ini tidak diketahui secara pasti karena sudah tidak berada lagi dalam kontek budaya masyarakat pendukungnya. Namun ada banyak kemungkinan mengenai fungsi batu ini, bisa sebagai peti kubur batu atau sebagai lambang kesuburan karena bentuknya menyerupai alat kemaluan wanita.  Batu ini terbuat dari batuan beku andesit dengan tinggi ± 42 cm dan lebar ± 2 cm.

Peti Kubur batu merupakan bagian dari tradisi megalitik pada masa bercocok tanam. Pada masa ini dikenal adanya penguburan sekunder, yakni ketika jasad si mati telah tinggal tulang belulang, kemudian dipindahkan ke dalam wadah berupa peti kubur batu untuk disimpan. Sedangkan bila batu ini diasumsikan sebagai lambang kesuburan karena bentuknya seperti kemaluan wanita yang disamarkan.

Batu Trong Tong ini terdapat di Kampung Batu Ranjang, Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cimanuk, kurang lebih 57 km dari Ibu Kota Provinsi Banten atau sekitar 22 km dari Ibu Kota Kabupaten Pandeglang.

12. Makam Syekh Mansyur

click untuk memperbesar

Makam Syekh Mansyur terletak di Kampung Cikadueun, Desa Cikadueun, Kecamatan Cimanuk.  Menurut kisah yang berkembang di masyarakat, Syekh Mansyur berkaitan dengan riwayat Sultan Haji atau Sultan Abu al Nasri Abdul al Qahar, Sultan Banten ke tujuh yang merupakan putera Sultan Ageng Tirtayasa. Masa Pemerintahan Sultan Haji yang kooperatif dengan Belanda ini dipenuhi dengan pemberontakan dan kekacauan di segala bidang, bahkan sebagian masyarakat tidak mengakuinya sebagai sultan.

Setelah selesai menunaikan ibadah haji, Sultan Haji yang asli kembali ke Banten dan mendapati kenyataan Banten sedang dalam keadaan penuh huru-hara. Untuk menghindari keadaan yang lebih buruk lagi, Sultan Haji pergi ke Cimanuk, tepatnya ke daerah Cikadueun, Pandeglang. Di Cikadueun ia menyebarkan agama Islam hingga wafat disana. Ia dikenal dengan nama Haji Mansyur atau Syekh Mansyur Cikadueun. Namun cerita seperti ini dari sisi sejarah sangat lemah, dan hanya dianggap cerita rakyat atau legenda yang mengandung nilai dan makna filosofis.

Sumber lain mengatakan, Syekh Mansyur Cikadueun adalah ulama besar yang berasal dari Jawa Timur yang hidup semasa dengan Syekh Nawawi al Bantani. Kedua tokoh tersebut terlibat langsung dalam perang Diponegoro pada tahun 1825 – 1830. Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda, Syekh Mansyur dikejar oleh belanda dan akhirnya menetap di Kampung Cikadueun, Syekh Nawawi kembali lagi ke Mekkah.

Kepurbakalaan yang terdapat di komplek makam Syekh Mansyur Cikadueun ini hanyalah batu nisan pada makam Syekh Mansyur yang tipologinya menyerupai batu nisan tipe Aceh. Nisan ini memiliki bentuk dasar pipih, bagian kepala memiliki dua undakan, makin ke atas makin mengecil. Pada bagian atas badan nisan terdapat tonjolan berbentuk tanduk. Hiasan berupa sulur daun dan tanaman terdapat hampir di seluruh badan nisan tanpa ragam hias kaligrafi.



Pos ini dipublikasikan di 01 Sejarah. Tandai permalink.

2 Balasan ke Mari kita kenali Kekayaan Sejarah di Pandeglang

  1. Abdul Aziz berkata:

    menggali sejarah memang perlu juga,dan perlu di ajarkan lebih mendalam di tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi di banten khususnya di pandeglang,jangan sampai pada waktu di tanyakan tentang sejarah tempat kelahiran,kok malah lebih tahu orang lain!

    Di samping itu,perhatikan juga pembangunan infrastruktur,jalan-jalan raya menuju menes sudah sangat rusak parah tapi terkesan tutup mata,UANGNYA DI MAKAN TAPI KERUSAKAN DI ABAIKAN.
    PERBAIKI DONG PAK!!!

  2. Abdul Aziz berkata:

    Dan selamat juga kami ucapkan kepada bupati baru bapak Erwan ya! moga-moga hati nuraninya lebih melek,lebih merakyat! UTAMAKAN DULU RAKYAT YA PAK,INSYA ALLAH BAPAK LANGGENG JADI BUPATI,TAPI KALAU RAKYAT DI BOHONGI KARIR ANDA PASTI HANCUR!!!

    JALAN MENUJU SAKETI,MENES,LABUAN BLA…BLA…BLA…TOLONG SEGERA DI PERBAIKI YA PAK! KARENA SANGAT MEMBAHAYAKAN PENGGUNA JALAN!!!

    Kalau pesan saya terlalu pedas,silahkan kirim pesan ke
    fjr.almn@yahoo.co.id

    thank’s

Tinggalkan komentar